Artikel ini membahas tentang
elektrokimia dan percobaan elektrokimia (sel volta). Untuk anda yang sedang
mencari landasan teori untuk laporan praktikum, saya juga menyiapkannya di
akhir artikel, JADI di baca sampai selesai ya :D
PERCOBAAN ELEKTROKIMIA
Elektrokimia adalah ilmu yang
mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam
reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki.
Sel elektrokimia baik yang melepas atau menyerap energi selalu melibatkan
perpindahan elektron-elektron dari satu senyawa ke senyawa yang lain dalam
suatu reaksi oksidasi reduksi. Oksidasi adalah hilangnya elektron sedangkan
reduksi diperolehnya electron.
TZat pengoksidasi adalah spesies yang
melakukan oksidasi, mengambil elektron dari zat yang teroksidasi.
TZat pereduksi adalah spesies yang melakukan reduksi
memberikan elektron kepada zat yang tereduksi.
Setelah reaksi zat teroksidasi memiliki bilangan oksidasi
lebih tinggi sedangkan zat tereduksi memiliki bilangan oksidasi lebih rendah.
Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua
kelompok, yaitu sel galvani dan sel elektrolisis.Suatu sel elektrokimia terdiri
dari dua elektroda, yang disebut katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit.
Pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Sedangkan reaksi oksidasi terjadi
pada anoda. Sel elektrokimia dapat dibagi mejadi
1.Sel Volta / Sel Galvani merubah
energi kimia menjadi listrik
Contoh : baterai (sel kering) dan accu
2. Sel Elektrolisis à merubah energi listrik menjadi energi kimia
2. Sel Elektrolisis à merubah energi listrik menjadi energi kimia
Contoh : penyepuhan, pemurnian logam
Dalam
sel volta, reaksi redoks spontan digunakan sebagai sumber arus listrik. Sel
elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis,
listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks yang tidak spontan.
Potensial elektroda standar suatu
elektroda adalah daya gerak listrik yang timbul karena pelepasan elektron dari
reaksi reduksi. Karena itu, potensial elektroda standar sering juga disebut
potensial reduksi standar. Potensial ini relatif karena dibandingkan dengan
elektroda hidrogen sebagai standar. Nilai potensial elektroda standar
dinyatakan dalam satuan Volt (V). Untuk elektroda hidrogen, E0 nya
adalah 0,00V.
- Bila Eo > 0 Ã cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator)
- Bila Eo < 0 Ã cenderung mengalami oksidasi (bersifat reduktor)
- Bila Eo > 0 Ã cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator)
- Bila Eo < 0 Ã cenderung mengalami oksidasi (bersifat reduktor)
Potensial standar sel adalah nilai daya gerak listrik sel
yang besarnya sama dengan selisih potensial reduksi standar elektroda yang
mengalami reduksi dengan potensial reduksi standar elektroda yang mengalami
oksidasi.
Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi
Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi
Luigi Galvani dan Alexandro Volta
menemukan prinsip pembentukan energi listrik dari reaksi kimia yang terjadi
dalam suatu alat yang kini dikenal sebagai sel Galvani atau sel Volta dimana
terjadi reaksi oksidasi dan reduksi yang menghasilkan arus listrik.
Katoda (+) : reduksi
Anoda (-) : oksidasi
Perlu diingat bahwa:
1. Anode adalah electrode tempat terjadinya reaksi oksidasi.
2. Katode adalah electrode tempat terjadinya reaksi reduksi.
3. Katode positif, Anode negative
4. Arah gerak arus electron adalah dari anode menuju katode.
5. Arah gerak arus listrik adalah dari katode menuju anode.
Katoda (+) : reduksi
Anoda (-) : oksidasi
Perlu diingat bahwa:
1. Anode adalah electrode tempat terjadinya reaksi oksidasi.
2. Katode adalah electrode tempat terjadinya reaksi reduksi.
3. Katode positif, Anode negative
4. Arah gerak arus electron adalah dari anode menuju katode.
5. Arah gerak arus listrik adalah dari katode menuju anode.
Sel volta merupakan suatu sel
elektrokimia yang mengubah zat kimia menjadi energi listrik. Dalam sel volta
reduktor dan oksidatornya dipisahktan sehingga pemindahan tidak terjadi secara
langsung tetapi melalui kawat penghantar. Zink, tembaga, dan magnesium
merupakan elektroda. Terdapat 2 jenis elektroda yaitu Katode(+) tempat
terjadinya reduksi sedangkan pada anode(-) tempat terjadinya oksidasi.
Pada praktikum logam tembaga dicelupkan dalam larutan CuSO4 dan logam seng
dicelupkan dalam larutan ZnSO4. Kedua larutan dihubungkan dengan jembatan
garam. Jembatan garam merupakan tabung U yang diisi garam KCl. Fungsi jembatan garam
adalah untuk menyetarakan kation dan anion dalam larutan. Dalam larutan ZnSO4 terjadi
kenaikan jumlah ion Zn2+ dan dalam larutan CuSO4 terjadi
penurunan jumlah ion Cu2+. Sedangkan banyaknya kation harus setara
dengan anion. Untuk menyetarakannya, maka ke dalam larutan ZnSO4 masuk
anion Cl-- dari jembatan garam sesuai bertambahnya ion Zn2+
Sedangkan kedua elektrode (logam Cu dan logam Zn) dihubungkan dengan alat penunjuk arus yaitu voltmeter.
Logam Zn akan melepaskan elektron dan berubah membentuk ion Zn2+ dan bergabung dalam larutan ZnSO4. Elektron mengalir dari elektrode Zn ke elektrode Cu. Ion Cu2+ dalam larutan CuSO4 menerima elektron dan ion tersebut berubah membentuk endapan logam Cu.
Susunan sel Volta dapat dituliskan dengan suatu notasi singkat (diagram sel) :
Anoda / larutan (ion) // larutan (ion) / katoda
Zn / Zn2+ // Cu2+ / Cu
Notasi tersebut menyatakan bahwa oksidasi Zn menjadi Zn2+ terjadi pada anoda, sedangkan reduksi ion Cu2+ menjadi Cu terjadi di katoda. Dua garis sejajar yang memisahkan anoda dan katoda menyatakan jembatan garam, sedangkan garis tunggal menyatakan batas antar fase (Zn padatan, sedangkan Zn2+ dalam larutan ; Cu2+ dalam larutan, sedangkan Cu padatan).
Sedangkan kedua elektrode (logam Cu dan logam Zn) dihubungkan dengan alat penunjuk arus yaitu voltmeter.
Logam Zn akan melepaskan elektron dan berubah membentuk ion Zn2+ dan bergabung dalam larutan ZnSO4. Elektron mengalir dari elektrode Zn ke elektrode Cu. Ion Cu2+ dalam larutan CuSO4 menerima elektron dan ion tersebut berubah membentuk endapan logam Cu.
Susunan sel Volta dapat dituliskan dengan suatu notasi singkat (diagram sel) :
Anoda / larutan (ion) // larutan (ion) / katoda
Zn / Zn2+ // Cu2+ / Cu
Notasi tersebut menyatakan bahwa oksidasi Zn menjadi Zn2+ terjadi pada anoda, sedangkan reduksi ion Cu2+ menjadi Cu terjadi di katoda. Dua garis sejajar yang memisahkan anoda dan katoda menyatakan jembatan garam, sedangkan garis tunggal menyatakan batas antar fase (Zn padatan, sedangkan Zn2+ dalam larutan ; Cu2+ dalam larutan, sedangkan Cu padatan).
Pada hasil pengamatan terlihat pada saat kedua logam diangkat,
elektroda Cu (tembaga) terlihat menipis,
namun sebenarnya elektroda Cu mengalami penebalan dan elektroda Zn (seng) mengalami penipisan, hal ini karena
ion Zn2+ dalam larutan ZnSO4 mengalami oksidasi sehingga electron yang
dihasilkan menuju larutan CuSO4 dan membuat ion Cu2+ mengalami reduksi sehingga
menghasilkan logam Cu, logam Cu inilah yang kemudian melekat ke elektroda Cu.
Pada hasil pengamatan juga dapat diperoleh besarnya energy listrik yang
dihasilkan dari reksi melalui voltmeter yang dipasang pada masing-masing
elektroda.
LANDASAN
TEORI
Reaksi
elektrokimia dapat dibagi dalam dua kelas: yang menghasilkan arus listrik
(proses yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh arus listrik
elektrolisis. Tipe pertama reaksi bersifat serta merta, dan energy bebas system
kimianya berkurang; system itu dapat melakukan kerja, misalnya menjalankan
motor. Tipe kedua harus dipaksa agar terjadi (oleh kerja yang dilakukan
terhadap system kimia), dan energy bebas system kimia bertambah (Keenan:1980).
Sel
volta adalah penataan bahan kimia dan penghantar listrik yang memberikan aliran
electron lewat rangkaian luar dari suatu zat kimia yang teroksidasi ke zat
kimia yang direduksi (Keenan:1980).
Sebuah
sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut sel galvani (atau sel
volta). Sel seperti ini mengubah energy kimia menjadi energy listrik yang dapat
digunakan untuk melakukan kerja (Oxtoby:1999).
Hubungan
listrik antara dua setengah – sel harus dilakukan dengan cara tertentu. Kedua electrode
logam dan larutannya harus berhubungan, dengan demikian lingkar arus yang
sinambung terbentuk dan merupakan jalan agar partikel bermuatan mengalir.
Secara sederhana electrode saling dihubungkan dengan kawat logam yang
memungkinkan aliran electron (Petrucci:1985).
Sel
terdiri dari dua setengah – sel yang elektrodanya dihubungkan dengan kawat dan
larutannya dengan jembatan garam. (Ujung jembatan garam disumbat dengan bahan
berpori yang memungkinkan ion bermigrasi, tetapi mencegah aliran cairan dalam
jumlah besar). Potensiometer mengukur perbedaan potensial antara dua electrode
yaitu sebesar 0.463 Volt (V) (Petrucci:1985).
Aliran
listrik antara dua larutan harus berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya dapat
dilakukan melalui larutan lain yang "menjembatani" kedua setengah –
sel dan tak dapat dengan kawat biasa: hubungan ini disebut jembatan garam (=
salt bridge) (Petrucci:1985).
Elektroda Zn akan
mengalami reaksi oksidasi, sedangkan electrode Cu akan mengalami reduksi.
Electron mengalir dari atom Zn ke kawat penghantar, dan dengan terbentuknya
ion-ion Zn2+ ini memasuki larutan dan berdifusi menjauhi
lembaran
Zn: Zn
Zn2+ + 2e-
Ion
negative berdifusi lewat jembatan garam menuju ke electrode Zn. Electron yang
dilepaskan oleh atom Zn memasuki kawat penyambung dan menyebabkan
electron-elektron pada ujung lain berkumpul pada permukaan electrode Cu.
Electron-elektron ini bereaksi dengan ion Cu2+ untuk membentuk
atom Cu yang melekat pada electrode itu sebagai suatu sepuhan Cu
Cu2+ +
2e- Cu
Ion
SO42- yang ditinggalkan oleh ion Cu2+ akan
berdifusi menjauhi electrode Cu. Dari jembatn garam NaCl, ion Na+ akan
berdifusi keluar menuju ke Cu. Jadi, sementara reaksi itu berjalan; terdapat
gerakan keseluruhan dari ion negative menuju electrode Zn dan gerakan
keseluruhan ion positif menuju electrode Cu. Jalan untuk aliran ion secara
terarah lewat larutan ini dapat dibayangkan sebagai rangkaian dalam, dan jalan
untuk aliran electron lewat kawat penghantar dibayangkan sebagai rangkaian luar
(Keenan:1980).
Mau buat Toko Online sendiri ? KLIK DISINI
4 Comments
sip
ReplyDeletesip
ReplyDeleteterimakasih telah berkunjung :)
ReplyDeleteBg daftar pustaka nya gak ada?
ReplyDelete