Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur
- Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier
Sejarah perkembangan tabel periodik
di dunia dimulai ketika Antoine Lavoisier untuk pertama kalinya melakukan
pengelompokkan unsur-unsur. Pada 1789, Lavoisier mengelompokan 33 unsur kimia.
Unsur-unsur kimia dibagi menjadi empat kelompok yaitu gas, tanah, logam, dan
non logam.
Pada saat selesai melakukan pengelompokkan tersebut, Lavoisier menemukan bahwa di dalam kelompok unsur logam dalam tabel periodik yang dibuatnya masih memiliki kelemahan yaitu ada banyak logam yang memiliki sifat yang berbeda walaupun sama-sama unsur logam.
Kemudian, Lavoisier juga melakukan pengelompokkan terhadap unsur gas di dalam tabel periodiknya menjadi kalor, cahaya, nitrogen, dan hidrogen. Walaupun Lavoisier telah berhasil membuat suatu tabel periodik namun masih banyak ditemukan kelemahan di dalam tabel periodiknya yaitu pengelompokan masih terlalu umum.
Tetapi ada juga kelebihan dari teori Lavoisier yaitu sudah mengelompokan 33 unsur yang ada berdasarkan sifat kimia sehingga dapat menjadi referensi bagi ilmuan-ilmuan setelahnya.
Pada saat selesai melakukan pengelompokkan tersebut, Lavoisier menemukan bahwa di dalam kelompok unsur logam dalam tabel periodik yang dibuatnya masih memiliki kelemahan yaitu ada banyak logam yang memiliki sifat yang berbeda walaupun sama-sama unsur logam.
Kemudian, Lavoisier juga melakukan pengelompokkan terhadap unsur gas di dalam tabel periodiknya menjadi kalor, cahaya, nitrogen, dan hidrogen. Walaupun Lavoisier telah berhasil membuat suatu tabel periodik namun masih banyak ditemukan kelemahan di dalam tabel periodiknya yaitu pengelompokan masih terlalu umum.
Tetapi ada juga kelebihan dari teori Lavoisier yaitu sudah mengelompokan 33 unsur yang ada berdasarkan sifat kimia sehingga dapat menjadi referensi bagi ilmuan-ilmuan setelahnya.
2. Pengelompokan unsur menurut J.W. Dobereiner
Selanjutnya, penelitian untuk tabel periodik ini masih terus dilakukan oleh para ilmuwan zaman dahulu. Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner seorang profesor kimia dari Jerman akhirnya melakukan pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya.
Saat itu, Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur kimia yang merupakan awal dari sistem periodik tersebut menjadi tiga unsur yang disebut triade. Di dalam triade tersebut hanya ada tiga kelompok unsur yaitu Kalsium, Stronsium, dan Barium. Sayangnya, tabel periodik milik Dobereiner ini juga masih memiliki kekurangan. Pengelompokkan unsur yang mendekati kemiripan sifatnya ini hanya terdiri dari tiga triade, padahal selain ketiga unsur yang berada di dalam triade tersebut masih banyak unsur kimia yang lain yang memiliki kemiripan sifat.
Sehingga tabel periodik yang dibuat Dobereiner ini masih dikembangkan oleh ilmuwan lainnya karena tabel periodik ini dianggap kurang lengkap sebagai acuan unsur-unsur kimia secara menyeluruh.
Kelemahan dari teori ini adalah pengelompokan unsur ini kurang efisian dengan adanya beberapa unsur lain dan tidak termasuk dalam kelompok triade padahal sifatnya sama dengan unsur dalam kelompok triade tersebut.
Kelebihan dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip massa Atom (Ar) unsur yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata di massa atom unsur pertama dan ketiga.
3. Hukum Oktaf Newlands
J. Newlands adalah ilmuwan dari Inggris ia merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuanya yang di sebut hukum oktaf.
Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.
Disebut hukum Oktaf karena beliau mendapati bahwa sifat-sifat yang sama berulang pada setiap unsur ke delapan dalam susunan selanjutnya dan pola ini menyerupai oktaf musik.
Hukum Oktaf Newlands berlaku untuk unsur-unsur ringan.
Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya masih ditemukan beberapa oktaf yang isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolongannya ini tidak cocok untuk unsur yang massa atomnya sangat besar.
4. Hukum Mendeleyev
Tahun 1869, sarjana bangsa Rusia Dmitri Ivanovich Mendeleyev berdasarkan pengamatannya terhadap 63 unsur yang sudah dikenal saat itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Hal itu berarti jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik. Mendeleyev juga membuat suatu daftar periodik unsur. Unsur-unsur yang mempunyai persamaan sifat ditempatkan dalam satu lajur vertikal yang disebut golongan. Dalam mengelompokkan unsur-unsur, Mendeleyev lebih menekankan pada persamaan sifat unsur dibandingkan dengan kenaikan massa atom relatifnya, sehingga terdapat tempat-tempat kosong dalam tabel periodik tersebut. Tempat-tempat kosong ini yang kemudian diramalkan akan diisi unsur-unsur yang waktu itu belum ditemukan. Di masa depan, ramalan itu terbukti.
Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev sebagai berikut:
- Penempatan unsur yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya karena mempertahankan kemiripan sifat unsur dalam satu golongannya.
- Masih banyak unsur yang belum dikenal pada masa itu sehingga dalam tabel terdapat banyak tempat kosong.
- Sistem Periodik
5. Modern dari Henry G. Moseley
Pada 1913, seorang kimiawan Inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X.
Ia menyimpulkan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom relatife, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Hal tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop.
Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nomor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur tabel periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleyev, yang disebut juga tabel periodik bentuk panjang.
Tabel periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom ; sedangkan lajur-lajur vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan sifat. Tabel periodik modern terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A( IA-VIIIA ) dan 8 golongan B (IB – VIIIB).
Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan-golongan juga dapat ditandai dengn bilangan 1 sampai dengan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai golongan 12. Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga daftar tidak terlalu panjang.
Pada 1913, seorang kimiawan Inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X.
Ia menyimpulkan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom relatife, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Hal tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop.
Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nomor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur tabel periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleyev, yang disebut juga tabel periodik bentuk panjang.
Tabel periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom ; sedangkan lajur-lajur vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan sifat. Tabel periodik modern terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A( IA-VIIIA ) dan 8 golongan B (IB – VIIIB).
Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan-golongan juga dapat ditandai dengn bilangan 1 sampai dengan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai golongan 12. Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga daftar tidak terlalu panjang.
Sifat-Sifat Periodik Unsur
Sifat-sifat
periodik unsur adalah sifat-sifat yang ada hubunganya dengan letak unsur pada sistem periodik. Sifat-sifat tersebut berubah
dan berulang secara periodik sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi
elektron.
1.
Jari-jari atom
Jari-jari
atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom dan menunjukan ukuran suatu
atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan
dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.
Dalam
suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu
periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin
banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama
sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
2.
Energi ionisasi
Jika
dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang mantab, elektron
ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas mulia.
Namun, untuk melepaskan elektron dari suatu atom dperlukan energi. Energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom di namakan energi
ionisasi. Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton
gaya tarik menarik elektron terluar dengan inti semakin besar (jari-jari kecil)
Akibatnya, elektron sukar lepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin
besar. Hal ini berarti energi ionisasi besar.
Jika
jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron dengan inti lebih kecil
(jari-jarinya semakain besar). Akibatnya, energi untuk melepaskan elektron
terluar relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil.
Unsur-unsur
yang segolongan : energi
ionisasi makin ke bawah makin kecil, karena elektron terluar akin jauh dari
inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di
lepaskan.
Unsur-unsur
yan seperiode : energi
ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya
tarik inti makin kuat.
Kekecualian
:
Unsur-unsur golongan
II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A, dan
energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
3.
Keelektronegatifan
Kelektronegatifan
adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang
mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron
dan jari-jari atom.
Unsur-unsur
yang segolongan
: keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti
makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung
melepaskan elektron.
Unsur-unsur
yang seperiode :
keelektronegatifan makin kekanan makin besar.keelektronegatifan terbesar pada
setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga
kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga
terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga
keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi ( biloks ) unsur
dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang
bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi
negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan
elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat
bergantung pada elektron valensinya.
4.
Sifat Logam
Sifat-sifat
unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas dan
listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan
menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang
membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem
periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang.
Batas
unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan
logam di sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan dengan tangga
diagonal bergaris tebal.
Unsur-unsur
yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.
5.
Kereaktifan
Reaktif
artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur
logam pada system periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah
melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke
bawah makin kurang reakatif, karena makin sukar menangkap electron.
Kereaktifan
suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron.
Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri
ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah
hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif. Kecenderungan berbagai sifat
periodik unsur-unsur periode ketiga diberikan pada gambar di bawah ini.
6.
Afinitas Elektron
Afinitas
elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom
menerima elektron.
Jika
ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu
disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka
proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron
bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada
unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas
elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.
Dalam
satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dan gaya tarik inti
terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari
luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke
bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron
makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga
afinitas elektron semakin kecil.
Sifat Periodik Unsur
Sifat yang berubah secara beraturan menurut kenaikan nomor atom dari kiri ke kanan dalam satu periode dan dari atas ke bawah dalam satu golongan disebut sifat periodik. Sifat periodik meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas electron dan keelektronegatifan.
Jari-jari
Atom
Jari-jari atom adalah jarak elektron
di kulit terluar dari inti atom. Jari-jari atom sulit untuk ditentukan apabila
unsur berdiri sendiri tanpa bersenyawa dengan unsur lain. Jari-jari atom secara
lazim ditentukan dengan mengukur jarak dua inti atom yang identik yang terikat
secara kovalen. Pada penentuan jari-jari atom ini, jari- jari kovalen adalah
setengah jarak antara inti dua atom identik yang terikat secara kovalen.
Penentuan jari-jari atom
Hubungan jari-jari atom gengan nomor
atom
Kurva hubungan jari-jari atom dengan
nomor atom memperlihatkan bahwa jari-jari atom dalam satu golongan akan semakin
besar dari atas ke bawah. Hal ini terjadi karena dari atas ke bawah jumlah
kulit bertambah sehingga jari-jari atom juga bertambah.
Jari-jari atom unsur
Unsur-unsur dalam satu periode (dari
kiri ke kanan) berjumlah kulit sama tetapi jumlah proton bertambah sehingga
jari-jari atom juga berubah. Karena jumlah proton bertambah maka muatan inti
juga bertambah yang mengakibatkan gaya tarik menarik antara inti dengan
elektron pada kulit terluar semakin kuat. Kekuatan gaya tarik yang semakin
meningkat menyebabkan jari-jari atom semakin kecil. Sehingga untuk unsur dalam
satu periode, jari-jari atom semakin kecil dari kiri ke kanan.
Jari-jari ion digambarkan sebagai berikut:
Jari-jari ion digambarkan sebagai berikut:
Perbandingan jari-jari atom dengan
jari-jari ion
Energi
Ionisasi
Energi minimum yang dibutuhkan untuk
melepas elektron atom netral dalam wujud gas pada kulit terluar dan terikat
paling lemah disebut energi ionisasi. Nomor atom dan jari-jari atom
mempengaruhi besarnya energi ionisasi. Semakin besar jari-jari atom maka gaya
tarik antara inti dengan elektron pada kulit terluar semakin lemah. Hal ini
berarti elektron pada kulit terluar semakin mudah lepas dan energi yang
dibutuhkan untuk melepaskan elektron tersebut semakin kecil. Akibatnya, dalam
satu golongan, energi ionisasi semakin kecil dari atas ke bawah. Sedagkan dalam
satu periode, energi ionisasi semakin besar dari kiri ke kanan. Hal ini
disebabkan dari kiri ke kanan muatan iti semakin besar yang mengakibatkan gaya
tarik antara inti dengan elektron terluar semakin besar sehingga dibutuhkan
energi yang besar pula untuk melepaskan elektron pada kulit terluar.
Energi ionisasi
Hubungan energi ionisasi dengan
nomor atom
Kurva tersebut menunjukkan unsur
golongan 8A berada di puncak grafik yang mengindikasikan bahwa energi
ionisasinya besar. Hal sebaliknya terjadi untuk unsur golongan 1A yang berada
di dasar kurva yang menunjukkan bahwa energi ionisasinya kecil. Atom suatu
unsur dapat melepaskan elektronnya lebih dari satu buah. Energi yang dibutuhkan
untuk melepaskan elektron keua disebut energi ionisasi kedua dan tentu saja diperlukan
energi yang lebih besar. Energi ionisasi semakin besar apabila makin banyak
elektron yang dilepaskan oleh suatu atom.
Afinitas
Elektron
Afinitas elektron merupakan enegi
yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam bentuk gas apabila terjadi
penangkapan satu elektron yang ditempatkan pada kulit terluarnya dan atom
menjadi ion negatif. Afinitas elektron dapat berharga positif dan negatif.
Afinitas elektron berharga negatif apabila dalam proses penangkapan satu
elektron, energi dilepaskan. Ion negatif yang terbentuk akibat proses tersebut
bersifat stabil. Hal sebaliknya terjadi apabila dalam proses penangkapan satu
elektron, energi diserap. Penyerapan energi menyebabkan ion yang terbentuk
bersifat tidak stabil. Semakin negatif harga afinitas lektron suatu atom unsur
maka ion yang ter bentuk semakin stabil.
Afinitas elektron golongan 1, 2, 3,
4, 5, 6 dan 7
Gambar menunjukkan bahwa atom unsur
golongan 2A dan 8A mempunyai afinitas elektron yang berharga positif. Hal ini
mengindikasikan bahwa unsur golongan 2A dan 8A sulit menerima elektron.
Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh unsur golongan halogen karena unsur
golongan ini paling mudah menangkap elektron. Jadi secara umum dapat dikatakan
bahwa afinitas elektron, dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin negatif
dan dalam satu golongan dari atas ke bawah, semakin positif.
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan ada-lah skala
yang dapat menjelaskan kecenderungan atom suatu unsur untuk menarik elektron
menuju kepadanya dalam suatu ikatan. Keelektronegatifan secara umum, dalam satu
periode, dari kiri ke kanan semakin bertambah dan dalam satu golongan, dari
atas ke bawah keelekrnegatifan semakin berkurang. Hal ini dapat dimengerti
karena dalam satu periode, dari kiri ke kanan, muatan inti atom semakin
bertambah yang mengakibatkan gaya tarik antara inti atom dengan elektron
terluar juga semakin bertambah. Fenomena ini menyebabkan jari-jari atom semakin
kecil, energi ionisasi semakin besar, afinitas elektron makin besar dan makin
negatif dan akibatnya kecenderungan untuk menarik elektron semakin besar.
Elektronegatifitas
Keelektronegatifan skala Pauling
Terlihat dari gambar bahwa untuk
unsur gas mulia tidak mempunyai harga keelektronegatifan karena konfigurasi
elektronnya yang stabil. Stabilitas gas mulia menyebabkan gas mulia sukar untuk
menarik dan melepas elektron. Keelektronegatifan skala pauling memberikan nilai
keelektronegatifan untuk gas mulia sebesar nol.
Sifat periodik unsur
RANGUMAN
1. PERIODE
DAN GOLONGAN DALAM SPU MODERN
1). Periode
- Adalah lajur-lajur horizontal pada tabel periodik.
- SPU Modern terdiri atas 7 periode. Tiap-tiap periode menyatakan jumlah/banyaknya kulit atom unsur-unsur yang menempati periode-periode tersebut.
|
Jadi :
- Unsur-unsur yang memiliki 1 kulit (kulit K saja) terletak pada periode 1 (baris 1), unsur-unsur yang memiliki 2 kulit (kulit K dan L) terletak pada periode ke-2 dst.
Contoh :
9F
: 2 , 7 periode ke-2
12Mg : 2 , 8 , 2 periode ke-3
31Ga : 2 , 8 , 18 ,
3 periode
ke-4
Catatan :
a)
Periode 1, 2 dan 3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur.
b)
Periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang.
c)
Periode 7 disebut periode belum lengkap karena belum sampai ke golongan VIII A.
d)
Untuk mengetahui nomor periode suatu unsur berdasarkan nomor atomnya, Anda
hanya perlu mengetahui nomor atom unsur yang memulai setiap periode.
2). Golongan
- Sistem periodik terdiri atas 18 kolom vertikal yang terbagi menjadi 8 golongan utama (golongan A) dan 8 golongan transisi (golongan B).
- Unsur-unsur yang mempunyai elektron valensi sama ditempatkan pada golongan yang sama.
- Untuk unsur-unsur golongan A sesuai dengan letaknya dalam sistem periodik :
|
- Unsur-unsur golongan A mempunyai nama lain yaitu :
- Golongan IA = golongan Alkali
- Golongan IIA = golongan Alkali Tanah
- Golongan IIIA = golongan Boron
- Golongan IVA = golongan Karbon
- Golongan VA = golongan Nitrogen
- Golongan VIA = golongan Oksigen
- Golongan VIIA = golongan Halida / Halogen
- Golongan VIIIA = golongan Gas Mulia
2.
SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR
Meliputi :
1). Jari-Jari Atom
- Adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar.
- Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut.
- Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya.
Jadi : dalam satu golongan (dari
atas ke bawah), jari-jari atomnya semakin besar.
- Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah yang berarti semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap. Akibatnya tarikan inti terhadap elektron terluar makin besar pula, sehingga menyebabkan semakin kecilnya jari-jari atom.
Jadi : dalam satu periode (dari kiri
ke kanan), jari-jari atomnya semakin kecil.
2). Energi Ionisasi
ü Adalah energi minimum yang
diperlukan atom netral dalam bentuk gas untuk melepaskan satu elektron
membentuk ion bermuatan +1.
ü Jika atom tersebut
melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi yang lebih besar
(disebut energi ionisasi kedua), dst.
EI 1< EI 2 < EI 3 dst
ü Dalam satu golongan (dari
atas ke bawah), EI semakin kecil karena jari-jari atom bertambah
sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Akibatnya
elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan.
ü Dalam satu periode (dari
kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom semakin kecil
sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin besar/kuat.
Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan.
3). Afinitas Elektron
- Adalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam bentuk gas apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif.
- Semakin negatif harga afinitas elektron, semakin mudah atom tersebut menerima/menarik elektron dan semakin reaktif pula unsurnya.
- Afinitas elektron bukanlah kebalikan dari energi ionisasi.
- Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas elektronnya semakin kecil.
- Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin besar.
- Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali golongan IIA dan VIIIA.
- Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan VIIA.
4). Keelektronegatifan
- Adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa (dalam ikatannya).
- Diukur dengan menggunakan skala Pauling yang besarnya antara 0,7 (keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan F).
- Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar, cenderung menerima elektron dan akan membentuk ion negatif.
- Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan kecil, cenderung melepaskan elektron dan akan membentuk ion positif.
- Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil.
- Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar.
Semoga bermanfaat :)
0 Comments