KERANGKA BERPIKIR
Setiap penelitian memerlukan dasar pemikiran yang jelas. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang menerangkan dari sudut mana suatu masalah penelitian akan ditinjau, yaitu menerangkan hubungan antarkonsep yang nantinya akan dijabarkan menjadi variable penelitian. Biasanya bab yang memuat tentang kerangka teori penelitian ini disebut Bab Tinjauan Pustaka.
Bab tinjaunan pustaka merupakan suatu pengantar yang bertujuan untuk menjelaskan dasar pemikiran atau dasar teori yang digunakan dalam penelitian. Bab ini juga menjelaskan justifikasi atau dasar pemilihan variable dan penentuan hipotesis. Singkatnya, bab ini menyajikan suatu dasar pemikiran yang logis dari penelitian yang dilakukan, yang antara lain menyajikan hasil kajian laporan – laporan penelitian maupun artikel-artikel opini yang relevan. Tinjauan pustaka betujuan untuk menembangkan pemahaman dan wawasan yang menyeluruh tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dalam suatu topic. Sedangkan tujuan khususnya adalah meliputi :
1. Membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian
2. Menemukan variable-variabel penelitina yang penting dan menentukan hubungan antar variable penelitian.
3. Mengetahui apa yang pernah dilakukan penelitian sebelumnya dan menentukan apa yang perlu diteliti sekarang.
4. Menghindari penekatan yang steril (tidakmenghasilkan temuan yang berarti).
5. Merangkum pengetahuan yang berkaitan dengan topic penelitian.
6. Menemukan penjelasan yang dapat membantu dalam menafsirkan data penelitian.
Kerangka teori harus disusun sejelas mungkin dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca. Yang penting, dalam kerangka teori tersebut adalah Anda dapat menggambarkan hubungan antarkonsep, yang nantinya dijabarkan menjadi variable yang akan diteliti. Oleh karena itu, hasil-hasil penelitian tentang variable-variabel yang relevan perlu disajikan.
Contoh : Misalnya anda ingin meneliti tentang kinerja akademik para dosen di lingkungn universitas anda. Dalam kerangka teori anda harus menjelaskan kira-kira apa saja yang mempengaruhi kinerja, misalnya, kepuasan kerja, motivasi kerja, komitmen terhadap pekerjaan, prospek karier, dan sebagainya. Untuk itu anda harus menjelaskan definisi setiapa konsep dan menjelaskan hubungan antarkonsp-konsep tersebut. Kemudian setiap konsep perlu dijelaskan menjadi variable-variabel penelitian yang lebih operasional. Misalnya, kepuasan kerja dilihat dari kepuasan dosen terhadap penghargaan yang diterima, terhadap kegiatan mengajar itu sendiri, terhadap hubungan kerja dengan sesame dosen, dan sebagainya. Untuk setiap variable yang dipilih harus disajikan temuan-temuan penelitian yang terdahulu, bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja dosen dan apakah ada hubungan yang signifikan dengan variable yang lain. Berdasarkan temuan-temuan tersebt, anda dapat memutuskan variable mana saja yang akhirnya akan diteliti dan bagaimanakah hubungan antar variabelnya.
Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Variable-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antar variable yang diteliti, dan ada teori yang mendasari.
3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variable itu positif atau negative, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbale-balik).
4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram. Sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir yang dikemukakan dalam penelitian.
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka penelitian yang mebuahkan hipotesis.kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria utama agar suatu kerangka pmikiran bisa meyakinkan sesame ilmuawan, adalah alu-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan erupa hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variable yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintes tentang hubungan antara variable yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variable tersebut , selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2013).
Setiap penelitian memerlukan dasar pemikiran yang jelas. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang menerangkan dari sudut mana suatu masalah penelitian akan ditinjau, yaitu menerangkan hubungan antarkonsep yang nantinya akan dijabarkan menjadi variable penelitian. Biasanya bab yang memuat tentang kerangka teori penelitian ini disebut Bab Tinjauan Pustaka.
Bab tinjaunan pustaka merupakan suatu pengantar yang bertujuan untuk menjelaskan dasar pemikiran atau dasar teori yang digunakan dalam penelitian. Bab ini juga menjelaskan justifikasi atau dasar pemilihan variable dan penentuan hipotesis. Singkatnya, bab ini menyajikan suatu dasar pemikiran yang logis dari penelitian yang dilakukan, yang antara lain menyajikan hasil kajian laporan – laporan penelitian maupun artikel-artikel opini yang relevan. Tinjauan pustaka betujuan untuk menembangkan pemahaman dan wawasan yang menyeluruh tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dalam suatu topic. Sedangkan tujuan khususnya adalah meliputi :
1. Membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian
2. Menemukan variable-variabel penelitina yang penting dan menentukan hubungan antar variable penelitian.
3. Mengetahui apa yang pernah dilakukan penelitian sebelumnya dan menentukan apa yang perlu diteliti sekarang.
4. Menghindari penekatan yang steril (tidakmenghasilkan temuan yang berarti).
5. Merangkum pengetahuan yang berkaitan dengan topic penelitian.
6. Menemukan penjelasan yang dapat membantu dalam menafsirkan data penelitian.
Kerangka teori harus disusun sejelas mungkin dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca. Yang penting, dalam kerangka teori tersebut adalah Anda dapat menggambarkan hubungan antarkonsep, yang nantinya dijabarkan menjadi variable yang akan diteliti. Oleh karena itu, hasil-hasil penelitian tentang variable-variabel yang relevan perlu disajikan.
Contoh : Misalnya anda ingin meneliti tentang kinerja akademik para dosen di lingkungn universitas anda. Dalam kerangka teori anda harus menjelaskan kira-kira apa saja yang mempengaruhi kinerja, misalnya, kepuasan kerja, motivasi kerja, komitmen terhadap pekerjaan, prospek karier, dan sebagainya. Untuk itu anda harus menjelaskan definisi setiapa konsep dan menjelaskan hubungan antarkonsp-konsep tersebut. Kemudian setiap konsep perlu dijelaskan menjadi variable-variabel penelitian yang lebih operasional. Misalnya, kepuasan kerja dilihat dari kepuasan dosen terhadap penghargaan yang diterima, terhadap kegiatan mengajar itu sendiri, terhadap hubungan kerja dengan sesame dosen, dan sebagainya. Untuk setiap variable yang dipilih harus disajikan temuan-temuan penelitian yang terdahulu, bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja dosen dan apakah ada hubungan yang signifikan dengan variable yang lain. Berdasarkan temuan-temuan tersebt, anda dapat memutuskan variable mana saja yang akhirnya akan diteliti dan bagaimanakah hubungan antar variabelnya.
Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Variable-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antar variable yang diteliti, dan ada teori yang mendasari.
3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variable itu positif atau negative, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbale-balik).
4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram. Sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir yang dikemukakan dalam penelitian.
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka penelitian yang mebuahkan hipotesis.kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria utama agar suatu kerangka pmikiran bisa meyakinkan sesame ilmuawan, adalah alu-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan erupa hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variable yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintes tentang hubungan antara variable yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variable tersebut , selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2013).
0 Comments