Sloka
1 :
Manumekagranasinam
abhigamya
maharsayah
pratipujya
jathanyayam
idam
wacana abruwan
Artinya :
Setelah para Maha Rsi mendekati Manu yang duduk
semadhi, dengan bersembah sujud berkata sebagaia berikut
Sloka
2
Bhagawa
sarwa warnanam
yathawadanu
purwacah
antara
prabhanam ca
dharmannowaktumaharsi
Artinya :
Bhagawan katakanlah peraturan-peraturan yang
mengatur tentang golongan dan antar golongan tepatnya dengan berurutan kepada
kami.
Sloka
3
Twameko
hasya sarswasya widhanasya
swayam
bhuwah, wah,
acintyasya
prameyasya karya
tattwarthawitprabho
Artinya :
Sesungguhnya hanya engkaulah yang serba tahu,
mengerti arti upacara dan ilmu jiwatman dalam Weda yang diajarkan oleh Yang
Maha Ada, yang tak terpikirkan dan tak dapat diketahui.
v Dalam sloka ini, istilah Manu
diartikan sebagai makhluk Tuhan yang diciptakan pertama, yang dikatakan lahir
dari pikiran. Dari Manu lah kemudian lahir manusia biasa.
Sloka
5
Asididam
tamobhutamaprajnatam
alaksam,
apratarkya
mawijneyam
prasuptaniwa
sarwatah.
Artinya :
“Ketahuilah, mula pertama alam semesta ini gelap,
tidak diketahui tanpa ciri-cirinya,
demikian pula tak terpikirkan oleh daya akal, tidak diketahui, sebagai halnya
dengan orang yang tidur lelap.
Sloka
6
Tatah
swayambhurbhagawan
awyakto’w
yanjayannidam,
mahabhutadi
wrttaujah
pradurasitta
manudah
Artinya :
Kemudian dengan kekuatan tapanya, Ia, Yang Maha Ada
, menciptakan ini, Maha Bhuta (unsure alam semesta) dan lainnya, nyata terlihat
melenyapkan kegelapan.
Sloka
7
Jo’
sawatindriya grahyah
suksmo
wyaktah sanatanah,
Sarwabhuta
nayo cityah
sa
ewa swaya udbabhau
Artinya :
Ia yang hanya terlihat oleh pikiran, suksma (=gaib),
tak terbagikan, kekal, CITTA (bersifat pikir), dari padanya lah semua ciptaan
ini, yang tak terkirakan banyaknya memanca laksana kemauan sendiri.
Sloka
8
So’
bhidhyaya carirat
swatsisrksur
wiwidhah prajah
apa
ewa sasarjadan tasu
bija
mawa bijat
Artinya :
Ia yang menciptakan berbagai ciptaan, menjadikan
dari dirinya sendiri, diciptakannya makhluk-makhluk hidup yang beraneka ragam mulai
dengan memikirkannya, diciptakannya air dan meletakkan benih itu kedalamnya.
v Pada beberapa sloka diatas
dijelaskan awal mula dunia ini yang gelap, dan tak terpikirkan. Kemudian Yang
Maha Ada, menciptakan Maha Bhuta atau unsure alam semesta, yang seketika
melenyapkan kegelapan tersebut. Tuhan menciptakan seluruh alam semesta dari
diriNya sendiri. Artinya alam semesta adalah
Tuhan itu sendiri.
Sloka
9
Tandandamabhawad
dhaimam
sahasram
cusamaprabham
tasminjajne
swayam brahma
sarwa
loka pita mahah
Artinya :
Benih menjadi telur alam semesta yang maha suci,
cemerlang laksana jutaan sinar, dari dalam telur itu Ia jadikan menjadi
Brahman, pencipta cikal bakal alam semesta ini.
Sloka
10
Apo
nara iti prokta apo
wainarasunawah
ta
yadasyayanam purwam tena
narayanah
smrtah.
Artinya :
Air, Nara namanya, karena sesungguhnya ir itu dari
Nara dan sebaga tempat (ayana) dari yang pertama, karena itu Ia, digelari
NARAYANA.
Sloka
11
Yattatkaranamawyakta
nityam
sadasatmakam
tadwissrstah
sa puruso
loke
brahmeti kirtyate
Artinya :
Dari asal itu, Ia yang tak nyata, kekal dan yata tak
nyata, Ia ciptakan PURUSA, dikenal di dunia dengan gelar BRAHMA
Sloka
12
Tasmin
nande sa bhagawa
nusitwa
pariwatsaram
swayamewatano
dhyanat
tadandamkaroddwidha
Artinya :
Di dalam telur itu, Ia, Bhagawan, telah tinggal,
selama setahun kemudian melalui daya pikirnya sendiri Ia bagi dirinya menjadi
dua bagian.
Sloka
13
Tabhyam
sa caktalabhyam
ca
diwam bhumin ca nirmame,
madhye
wyoma dicaccastawapam
stanam
ca cacwatam
Artinya :
Dari dua bagian itu Ia ciptakan langit dan bumi,
ditengah-tengahnya Wyoma (atmosfer) delapan penjuru mata angin dan tempat abadi
untuk air.
v Sloka diatas menjelaskan bahwa
segala sesuatu di dunia ini berasal dari benih Yang Maha Kuasa, yang di sebut
Brahman. Dalam sloka diatas juga dijelaskan penciptaan langit dan bumi, Wyoma
(atmosfer) atau antariksa dan delapan penjuru mata angin.
Sloka
14
Udawawarhatmanaccaiwa
manah
sadasadatmakam,
manasaccapyaham
karam
abhi
mantranamcwaram
Artinya :
Ia juga ciptaan MANAH (akal budi) dari dirinya
dengan sifatnya yang tak nyata, demikian selanjutnya dari akal budhi
diciptakannya AHAMKARA yang menguasai kesadaran.
Sloka
15
Mahantamewa
catmanam
sarwani
trigunani ca
wisayanam
grahitrrni
canaih
pancendriyani ca
Artinya :
Laksana Yang Maha Agung, demikian pula Atman dan
ciptaan dipengaruhi TRI GUNA, DAN MENURUT SIFATNYA panca indria mengenal
benda-benda lahiriah itu.
Sloka
16
Tesam
twa wayawansuksman
sannama
pyamitanjasam,
sanniwacyatama
matrasu
sarwabhutani
nirmame
Artinya :
Tetapi dengan menggabung-gabungkan unsur-unsur yang
enam dengan unsur dari diri Nya sendiri yang mempunyai kekuatan tak terkirakan,
Ia ciptakan makhluk seisi ala mini.
v Dari sloka diatas dijelaskan bahwa
diciptakan juga Mana, Ahamkara dan segala sifat keduniaan yang megikat indria.
Sloka
21
Sarwesam
tu sa namani
karmanica
prthak prthak,
kedacabdebhya
ewadau
prthak
samsthacca nirmame
Artinya :
Sesungguhnya ia telah tentukan nama-nama perbuatan
dan sifat dari semua ciptaan ini sejak semula sebagaimana sabda-sabda dalam
Weda.
Sloka
23
Agniwayu
rawabhyastu trayam
brahma
sanatanam
dudoha
yajsiddhyartha
mrgyajuh
samalaksanam
Artinya :
Sesungguhnya ia ciptakan ajaran ketiga Wda yang
abadi (traya Brahma) dan api (AGNI), angin (WAYU), dan matahari (RAWI) untuk
dijadikan dasar melaksanakan yadnya.
Sloka
25
Tapo
wacam ratim caiwa
kamam
ca krodhamewaca,
srstim
sasarja caiwemam
srastuicchannimah
prajah.
Artinya :
Tapa (ketawakalan), WACA (pekataan), Rati
(kesenangan), Kama (nafsu) dan Krodha (kemarahan) beserta segala ini ala mini
ia ciptakan karena ingin menciptakan makhluk ini.
v Dari sloka diatas saya dapat
menyimpulkan bahwa Tuhan menciptakan manusia agar manusia beryadnya
Sloka
26
Karmanam
ca wiwerkartham
dharmadharman
wyawecayat
dwandwairayo
jayaccemah
sukha
duhkhadibhih prajah
Artinya :
Lagi pula untuk membedakan tingkah laku ciptaannya
itu, dibedakannya tujuannya antara dharma dan adharma dengan menjadikan makhluk
itu bersifat ganda yang mengalami rasa suka dan duka (Sukha-Dhuka).
Sloka
29
Etadewa
papancayati
himsasrahimsre
mrdukrure
dharma
dharmawrtanrte
tattasya
swayamawicat
Artinya :
Adapun juga sifat yang ditetapkan pada mula ciptaaan
itu, sempurna atau tidak sempurna, halus atau tidak halus atau kasar, bajik
atau dosa, benar atau tidak benar, sifat itu sendiri menjadi sifat selanjutnya
v Dari beberapa sloka diatas,
tergambar bahwa awal manusia diciptakan bersifat ganda, ia dapat memilih dharma
atau adharma, Tuhan menciptakan manusia agar dapat merasakan Suka dan duka.
Disini juga dijelaskan mengenai karma phala dan reinkarnasi yang ditegaskan
pada sloka 29
Sloka
34
Aham
prajah sisrkustu
tapastaptwa
suduccaram,
pantiprajanam
srjam maha
rsi
nadito daca
Artinya:
Sesunggungnya AKU, berkeinginan menjadikan
makhluk-makhluk ciptaan itu dengan melakukan tapa yang sulit, dan dari padanya
, Ia ciptakan sepuluh Maha Rsi, gembala dari makhluk ciptaannya.
v Kata AKU disini berarti ego, yang
membuat manusia tidak bias mengendalikan diri, sehingga Tuhan menciptakan
sepuluh Maharsi, sebagai gembala makhluk ciptaaNya, 7 dari sepulu Maha Rsi
tersebut dikatakan yang paling cemerlang menerima Wahyu Tuhan.
Sloka
51
Ewam
sarwam ca srstwedam
mam
cacintya prakramah,
atmanyantardhe
bhuyah
kalam
kalena pidayan
Artinya :
Setelah Yang Maha Kuasa menciptakan serba (sarwa)
alam ini dan AKU, Ia menghilang dalam dirinya, berulang kali dari waktu ke
waktu.
Sloka
52
Yada
sa dewo jagarti
tadedam
cestate jagat,
yada
swapiti cantatma
tada
sarwan nimilati
Artinya :
Bila Ia, Yang Maha Cemerlang bangun, alam inipun
bergerak; bila Ia tidur tenang, semuanya inipun tertidur.
Sloka
54
Yugapattu
praliyante yada
tasminmahatmani,
tadayam
sarwam bhutatma
sukham
swapiti nirwrtah
Artinya :
Sesungguhnya kiamat (pralaya) ialah bila semua itu
kembali ke asal kedalam Maha Atma, jiwa (Atman) dari semua makhluk berjiwa,
tidur dengan senangnya bebas dari segala jabatan.
Sloka
58
Idam
castra, tu krtwasau
mamewa
swayamaditah
widhiwad
grahayamasa
maricyardistwaham
munin
Artinya :
Demikianlah, Ia menghidupkan dan menghancurkan tidak
henti-hentinya seisi alam ini baik yang bergerak maupun yang tetap dengan jalan
bangun dan tidur.
v Dalam beberapa sloka diatas
dijelaskan juga mengenai kiamat, yang berarti bila semua yang ada di dunia
kembali ke asal yaitu Maha Atma, jiwa (Atman) dari semua makhluk berjiwa,
kemudian tidur dengan senangnya bebas dari segala karma dan keduniawian.
Sloka
60
Tatamtatha
sa tenokto
mharsirmanuna
bhrguh,
tanabrawitrsin
sarwanpri
tatma
cruyatamiti
Artinya :
Setelah Maha Rsi Bregu dijarkan demikian oleh Bhagawan
Manu, yang dengan senang hati menyampaikan kepada para Maha Rsi, kemudia
menjarkannya: “Dengarlah”.
Sloka
80
Manwantaranya
samkhyani
sargah
samhara ewa ca,
kridanniwaitatkurute
paramesti
punah punah
Artinya:
Sesungguhnya, kejadian-kejadian Manwantara (masa
MANU), penciptaan,dan kiamat (sorga), Paramesthi (Tuhan) melakukannya laksana
mainan (krida), dengan berulang-ulang.
Sloka
96
Bhutanam
paninah cresthah
praninam
buddhijiwinah
buddhimatsu
narah crestha
naresu
brahmanah smrtah
Artinya :
Diantara semua makhluk ciptaan itu manusia yang
berakal (buddhi) yang paling utama, diantara manusia yang berakal Brahmanalah
yang paling baik.
v Dalam sloka diatas dijelskan bahwa
ajaran MANU yang di muat dalam Manawa Dharma sastra sekarang didasarkan atas
himpunan Bhagawan Brgu yang juga merupakan salah satu dari nama Sapta Rsi,
keturunan Swayambhu.
Sloka
107
Asmindharmo’khilenokto
gunadosan ca karmanam,
caturnamapi warnanam
acaraccarwa cacwatam
Artinya :
Sesungguhnya telah dicantumkan seluruh dharma itu di
dalam buku ini, demikian pula baik dan buruk tingkah laku dan adat istiadat di
masa lalu yang selalu harus di ikuti oleh catur warna itu.
Sloka
119
Yathedamuktawancastram
pura prsto manurmaya
tathedam yuyumapyadya
nattsaka cannibodhata
Artinya :
Sebagai halnya Manu dalam menjawab segala pertanyaan
saya, demikian pula sebelumnya ketika lembaga ini ditetapkan, dan karena itu
hendaknya engkau pelajari seluruh ajaran itu dari saya.
v Beberapa sloka terakhir dari PRATHAMA MANDALA mengenai penciptaan ini, memuat tetang ajaran-ajaran
yang akan dimuat pada BAB selanjutnya, kemudian ditutup dengan sloka dibawah
ini
Iti
crimawe dharma castre bhrgu proktayam
Samhitayam
prathamo dhyayah
“Inilah
manu dharma castra yang suci dari Brghu, Himpunan Bagian Pertama”
0 Comments